Minggu, 20 Maret 2016

terapi humanistik eksistensial




 Nama ; Heni setiawati
 Kelas ; 3pa05
 Npm ; 14513040 


Hasil gambar untuk terapi humanistik eksistensial

Terapi Humanistik Eksistensial
Terapi Humanistik Eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab saling berkaitan.

A. Konsep-konsep utama :
1.      Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu.
2.      Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing).
3.      Penciptaan makna
Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan

UNSUR-UNSUR TERAPI HUMANISTIK EKSISTENSIAL
1. Munculnya Gangguan
Dalam buku The Meaning of Anxiety, May menyatakan bahwa banyak perilaku manusia memiliki motivasi dari landasan rasa takut dan kecemasan. Kegagalan untuk menghadapi kematian, bertindak sebagai pelarian sementara dari kecemasan dan ketakutan atas nonbeing, namun pelarian tersebut tidak akan menjadi permanen. Kematian adalah sesuatu yang pasti ada dalam kehidupan, yang cepat atau lambat harus dihadapi semua orang.

Manusia mengalami kecemasan saat mereka sadar bahwa eksistensinya terancam hancur atau rusak. May mendefinisikan kecemasan sebagai kondisi subjektif ketika seseorang nenyadari bahwa eksistensinya dapat dihancurkan dan ia dapat menjadi 'bukan apa-apa' (nothing). Kecemasan dapat muncul dari kesadaran atas nonbeing seseorang atau dari ancaman atas nilai-nilai yang dianggap penting untuk eksistensi seseorang.

Kecemasan dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Kecemasan Normal
b. Kecemasan Neurotik

2. Tujuan Terapi
May menyarankan bahwa terapi ini bertujuan untuk membuat manusia menjadi lebih manusiawi, membantu mereka memperluas kesadaran mereka supaya mereka akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk dapat membuat keputusan. Selain itu, May juga yakin bahwa tujuan psikoterapi adalah untuk membebaskan manusia dan harus lebih terfokus pada membantu orang lain mengalami eksistensi mereka.

3. Peran Terapis
Terapis dan klien harus membangun hubungan satu-lawan-satu (Mitwelt) yang membuat klien mampu untuk lebih sadar akan dirinya dan hidup sepenuhnya dalam dunia mereka sendiri (Eigenwelt). Kemudian juga membangun pertemuan 'saya-Anda' (I-thou), yaitu ketika terapis maupun klien dipandang sebagai subjek dan bukan objek. Di dalam hubungan I-thou, terapis memiliki empati atas pengalaman klien dan terbuka atas dunia subjektif dari klien.

TEKNIK-TEKNIK TERAPI HUMANISTIK EKSISTENSIAL
May tidak banyak memiliki arahan-arahan spesifik untuk diikuti. Terapis eksistensial tidak mempunyai satu set teknik atau metode khusus yang dapat diaplikasikan kepada semua klien. Justru, mereka hanya memiliki diri mereka dan kemanusiaan mereka untuk ditawarkan.

Didalam praktiknya, May akan lebih banyak memberikan pertanyaan untuk masuk ke dalam masa kanak-kanak klien dan untuk memberi saran atas kemungkinan-kemungkinan makna dari perilakunya saat ini.


Sumber:
Corey, G., (1999). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama
Feist, J. & Feist, G. J.(2013).Teori Kepribadian.Jakarta: Salemba Humanika


0 komentar:

Posting Komentar