Nama : Heni setiawati
Kelas : 3pa05
Npm : 14513040
PSIKOLOGI MANAJEMEN
A. Sejarah
Psikologi Manajemen
Pada awalnya psikologi manajemen merupakan dua bidang
ilmu yang terpisah, yaitu psikologi dan manajemen. Untuk menjamin kesuksesan
suatu organisasi diperlukan pemahaman yang baik terhadap teori manajemen guna
mendorong efektivitas dan efisiensi kerja atau profesionalisme manajemen. Hal
ini disebabkan manajemen merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Awalnya
konsep manajemen digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kemudian timbul
pemikiran bahwa akal manusia dapat memenuhi kebutuhan itu secara lebih efektif
lagi, setelah itu dibutuhkan modal untuk mendanai alat yang akan membantu dalam
meningkatkan efektifitas. Maka, sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja
yang utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan
ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar
ketiga modal kerja itu.
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi,
diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting, karena ilmu
psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu mengintervensi atau
mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja,
keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa
dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
B. Arti Psikologi
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno:
(Psychē yang berarti jiwa) dan (-logia yang artinya ilmu) sehingga
secara etimologis,
psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan
membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu
maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini
meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih
muda atau remaja. Sebab, pada awalnya
psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut
plato dalam buku Psikologi Umum oleh Kartini Kartono pada tahun 1996, psikologi
berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa
manusia (psyche = jiwa; logos = ilmu pengetahuan).
Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan
sansekerta JIV, yang berarti lembaga hidup atau daya hidup. Oleh karena
jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa
diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari
“jiwa yang memateri” atau gejala “jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk
tingkah laku manusia (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk
memisahkan diri dari ilmu filsafat.
C. Arti Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis
kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen
belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Dalam buku Manajemen Teori, Praktik, & Riset
Pendidikan, kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari
asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti
melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang
artinya menangani.Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam
bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management,
dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.
Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi manajemen atau pengelolaan.
Kata “manajemen” tampaknya sudah begitu sering kita
dengar. Manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi. Manajemen diperlukan
ketika terdapat sekumpulan orang-orang (yang pada umumnya memiliki
karakteristik perbedaan) dan sejumlah sumber daya yang harus dikelola agar
tujuan sebuah organisasi dapat tercapai. Tujuan tersebut sangat beragam,
tergantung dari jenis sebuah organisasi. Menurut Tisnawati Sule, manajemen
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui
rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.
Hakikat manajemen adalah merupakan proses pemberian
bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian, dan pemberian fasilitas lainnya.
Pengertian manajemen dapat disebut pembinaan, pengendalian pengelolaan,
kepemimpinan, ketatalaksanaan yang merupakan proses kegairahan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Fungsi-fungsi manajemen adalah seangkaian kegiatan yang
dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti
satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya.
Fungsi-fungsi manajemen
terdiri dari empat fungsi, yaitu:
1. Perencanaan
atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian
atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja
secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
3. Pengimplementasian
atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan
oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktivitas yang tinggi.
4. Pengendalian
dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan,
dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.
Jadi, Psikologi
Manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur atau me-manage sumber
daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan atau dengan kata lain Psikologi
Manajemen adalah suatu studi tentang tikah laku manusia yang terlibat
dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajeman untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
D. Konsep Dasar Psikologi Manajemen
Kegiatan intervensi (yang bertujuan untuk
"mengolah" manusia) menjadi titik tolak dari kajian ilmu psikologi
manajemen. Hal ini bertujuan agar seluruh karyawan/SDM (Sumber Daya Manusia)
dari suatu organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan
informasi kepada pelanggan atau rekan kerjanya dan pada akhirnya membuat
karyawan itu senang pada pekerjaan dan perusahaannya.
Sumber :
1. Usman,
Husnaini, Manajemen Teori, Praktik, & Riset Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta, 2008.
2. Tisnawati
Sule, Erni, Pengantar Manajemen, Kencana, Bandung, 2004.
3. Fathoni,
Abdurrahmat, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia,Rineka Cipta, Bandung,
2006.
4. Handoko,
T. Hani, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.
5. Hasibuan,
Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Bumi Aksara; Jakarta, 2007.
Menurut Ruben dan Steward Komunikasi adalah suatu proses
mengaitkan individu yang satu dengan individu yang lainnya dalam suatu
komunitas, kelompok, organisasi dan masyarakat yang menciptakan dan merespon
pesan dengan tujuan beradaptasi dengan lingkungan yang satu dengan lainnya.
Menurut Rogers & O. Lawrence Kincaid Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami dan mengerti.
Menurut COLIN CHERLY Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Menurut GERALD R. MILLER Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.
Menurut William F. Glueck (Manajemen) Komunikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu Interpersonal Communications dan Organization Communications. Interpersonal Communications adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih dalam kelompok kecil manusia. Sedangkan Organization Communications adalah dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang banyak dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi serta lembaga-lembaga di luar yang ada hubungannya.
Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tau caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan sebagainya.
b. Komunikasi informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.
c. Komunikasi nonformal
d. Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
Maka dapat diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling berhubungan, dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.
Dalam komunikasi terdapat 5 tingkatan komunikasi yaitu sebagai berikut:
a. Komunikasi massa bisa diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang diperuntukkan pada ruang lingkungan hidup yang lebih luas dari jenis-jenis komunikasi yang ada sebelumnya dan dilakukan melalui sebuah perantara yaitu media cetak maupun media elektronik sehingga pesan yang sama bisa diterima dengan cepat dan serentak.
b. Komunikasi organisasi bisa dimakna sebagai jenis komunikasi dilakukan untuk memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Komunikasi dapat terjadi dalam penerimaan dan pengirim berbagai informasi organisasi dalam sebuah kelompok informal maupun formal dari sebuah organisasi dengan jumlah anggota relatif sedikit. Jenis komunikasi ini dapat dilakukan dengan lebih dari 2 orang tetapi mempunyai ruang lingkungan hidup yang kecil, dimana setiap individu memiliki pandangan dari setiap informasi yang disampaikan.
c. Komunikasi antarpribadi bisa dimaknai sebagai jenis komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan yang lain secara personal. Jenis komunikasi antarpribadi ini dapat dilakukan dengan cara bertatap muka dua orang namun biasanya tidak dilakukan secara tatap muka.
d. Komunikasi intrapribadi yaitu suatu jenis komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang seperti proses dalam mengolah informasi melalui sistem sara dan pancaindra manusia. Jenis komunikasi ini dapat dilakukan kepada satu orang saja, misalnya berkomunikasi dengan diri sendiri atau sedang mengkhayal.
e. Komunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan empat tahap yaitu pengumpulan fakta, perencanaan, komunikasi dan evaluasi.
Pengumpulan Fakta. Mengumpulkan data dan fakta sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi.Perencanaan. Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan dibicarakan dan bagaimana mengemukakannya.
Komunikasi. Setelah perencanaan disusun maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi.
Evaluasi. Penilaian dan analisa diperlukan untuk melihat bagaimana hasil dari komunikasi tersebut.
1.2.2 DIMENSI KOMUNIKASI Dimensi Isi
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan. Dimensi Arah
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya. Dimensi Kebisingan
Tinggi rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi.Dimensi Jaringan
Sampai sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukkan komunikasi diantaranya ada komunikasi yang bergantung pada (jaringan satelit).
Menurut Rogers & O. Lawrence Kincaid Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami dan mengerti.
Menurut COLIN CHERLY Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Menurut GERALD R. MILLER Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.
Menurut William F. Glueck (Manajemen) Komunikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu Interpersonal Communications dan Organization Communications. Interpersonal Communications adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih dalam kelompok kecil manusia. Sedangkan Organization Communications adalah dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang banyak dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi serta lembaga-lembaga di luar yang ada hubungannya.
Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tau caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan sebagainya.
b. Komunikasi informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.
c. Komunikasi nonformal
d. Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
Maka dapat diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling berhubungan, dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.
Dalam komunikasi terdapat 5 tingkatan komunikasi yaitu sebagai berikut:
a. Komunikasi massa bisa diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang diperuntukkan pada ruang lingkungan hidup yang lebih luas dari jenis-jenis komunikasi yang ada sebelumnya dan dilakukan melalui sebuah perantara yaitu media cetak maupun media elektronik sehingga pesan yang sama bisa diterima dengan cepat dan serentak.
b. Komunikasi organisasi bisa dimakna sebagai jenis komunikasi dilakukan untuk memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Komunikasi dapat terjadi dalam penerimaan dan pengirim berbagai informasi organisasi dalam sebuah kelompok informal maupun formal dari sebuah organisasi dengan jumlah anggota relatif sedikit. Jenis komunikasi ini dapat dilakukan dengan lebih dari 2 orang tetapi mempunyai ruang lingkungan hidup yang kecil, dimana setiap individu memiliki pandangan dari setiap informasi yang disampaikan.
c. Komunikasi antarpribadi bisa dimaknai sebagai jenis komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan yang lain secara personal. Jenis komunikasi antarpribadi ini dapat dilakukan dengan cara bertatap muka dua orang namun biasanya tidak dilakukan secara tatap muka.
d. Komunikasi intrapribadi yaitu suatu jenis komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang seperti proses dalam mengolah informasi melalui sistem sara dan pancaindra manusia. Jenis komunikasi ini dapat dilakukan kepada satu orang saja, misalnya berkomunikasi dengan diri sendiri atau sedang mengkhayal.
e. Komunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan empat tahap yaitu pengumpulan fakta, perencanaan, komunikasi dan evaluasi.
Pengumpulan Fakta. Mengumpulkan data dan fakta sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi.Perencanaan. Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan dibicarakan dan bagaimana mengemukakannya.
Komunikasi. Setelah perencanaan disusun maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi.
Evaluasi. Penilaian dan analisa diperlukan untuk melihat bagaimana hasil dari komunikasi tersebut.
1.2.2 DIMENSI KOMUNIKASI Dimensi Isi
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan. Dimensi Arah
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya. Dimensi Kebisingan
Tinggi rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi.Dimensi Jaringan
Sampai sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukkan komunikasi diantaranya ada komunikasi yang bergantung pada (jaringan satelit).
Sumber:
Basuki, Heru. 2008.
Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Marnis. 2009. Pengantar Manajemen. Pekanbaru. PT Panca Abdi Nurgama
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen. Erlangga: Jakarta
E-JURNAL. PSYCHOLOGYMANIA. September 2013
Marnis. 2009. Pengantar Manajemen. Pekanbaru. PT Panca Abdi Nurgama
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen. Erlangga: Jakarta
E-JURNAL. PSYCHOLOGYMANIA. September 2013
Definisi Pengaruh
Pengertian dan definisi
pengaruh menurut para ahli :
Ø Wiryanto:
Pengaruh merupakan tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai
ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang
dipengaruhi.
Ø Uwe Becker:
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang - berbeda dengan kekuasaan
- tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan
(involed is formatif vermogen dat - in tegens telling tot macht - niet direct
verbonden is met strijd en de doorzetting van belangen).
Ø Norman
Barry: Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi
agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak
demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang
mendorongnya (influence is a type of power in that a person who is influenced
to act in a certain way may be said to be caused so to act, even though an
overt threat of santions will not be the motivating force)..
Ø Bertram
Johannes Otto Schrieke: Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak
dapat diukur kepastiannya.
Ø Albert R.
Roberts & Gilbert: Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh
orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
Kunci-Kunci Perubahan
Perilaku
Perubahan perilaku adalah
penerapan yang terencana dan sistematis dari prinsip belajar yang telah
ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher & Gochros, 1975)
Karakteristik perubahan
perilaku :
- Fokus kepada
perilaku (prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku
bukan merubah karakter atau sifat seseorang). Perilaku yang dirubah
disebut target perilaku meliputi perilaku yang berlebihan atau perilaku
yang tidak/kurang dimiliki oleh orang.
- Prosedurnya didasarkan kepada
prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah penerapan
prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental
dengan binatang dilaboratorium (Skiner, 1938).
- Treatment dilakukan oleh orang didalam
kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan perilaku akan lebih
efektif apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada
dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti
guru, orangtua atau orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku.
- Pengukuran perubahan perilaku.
Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilakukan untuk
melihat perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi
untuk melihat apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.
- Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa
lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan perilaku kepada
peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku
sebagai dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.
- Menolak hipotetis yang mendasari
penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa dugaan terhadap
penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau
dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.
Model Mempengaruhi Orang
Lain
Cara mempengaruhi orang
lain dengan dasar Pendekatan komunikasi persuasi dikemukakan oleh Aristotle
yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu
mempengaruhi orang lain, yaitu;
1. Logical
argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data
yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2. Psychological/emotional
argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif
maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat kita
berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan efek
emosi yang positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan membuat
kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi negatif.
3. Argument
based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh
komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar
dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi
ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah
dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang
dalam bidangnya.
Menurut Burgon &
Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi
persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih
berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1. Pendekatan
berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga
bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2. Pendekatan
berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience
atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan
komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah
maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk
mencegah DBD.
3. Pendekatan
berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu
dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi
yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau
menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4. Pendekatan
berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat
(memorable) oleh audience/komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif
atau negative.
Wewenang
Wewenang adalah suatu
bentuk kekuasaan, sering kali dipergunakan secara lebih luas untuk merujuk
kemampuan manusia menggunakan kekuasaan sebagai hasil dari ciri-ciri seperti
pengetahuan atau gelar seperti hakim. Terutama, wewenang formal adalah
kekuasaan sah. Wewenang formal adalah tipe kekuasaan yang kita hubungkan
dengan struktur organisasidan manajemen. Kekuasaan itu berdasarkan pengakuan
keabsahan usaha manajer untuk menggunakan pengaruh.
Jenis Wewenang :
a) Wewenang Lini (line
authority)
Wewenang lini adalah
wewenang manajer yang bertanggu jawab langsung, di seluruh rantai komando
organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi. Wewenang lini diwujudkan dengan
rantai komando standar, mulai dari dewan direktur sampai tempat aktivitas dasar
organisasi dilaksanakan. Wewenang lini terutama didasarkan pada kekuasaan sah.
Misalnya, manajer perusahaan manufaktur mungkin membatasi fungsi lini pada
produksi dan penjualan, sedangkan manajer di departement store, dengan
elemen kunci adalah pembelian,akan mempertimbangkan departemen pembelian dan
departemen penjualan sebagai aktivitas lini. Kalau sebuah perusahaan kecil,
semua posisi mungkin mempunyai posisi lini.
b) Wewenang Staf (staff
authority)
Wewenang staf adalah
kelompok individu yang menyediakan saran dan jasa kepada manajer lini. Staf
memberikan berbagai tipe bantuan pakar dan saran kepada manajer. Wewenang staf
terutama didasarkan pada kekuasaan keahlian. Staf dapat menawarkan manajer lini
saran perencanaan lewat penelitian, analisis, dan pengembangan pilihan. Staf
dapat juga membantu dalam implementasi kebijakan, memonitor, dan kendali; dalam
masalah legal dan keuangan; dan dalam desain dan operasi sistem pemrosesan
data. Misalnya, rekan dalam banyak kantor pengacara menambah anggota staf untuk
melaksanakan“sisi bisnis” dari kantor tersebut. Kehadiran dari spesialis ini
membebaskan pengacara untuk mempraktekan ilmu hukum, fungsi lini mereka.
Sumber:
Cholisin, M. Si dkk.
2006. Dasar-dasarIlmuPolitik. Yogyakarta : FISE UNY
Nasikun. (1993). Sistem
Sosial Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Munandar, A.S. 2001. Psikologi
Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Sarwono, S. W.
(2005). Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan.
Jakarta: Balai Pustaka.
1. Definisi
Kekuasaan
Kekuasaan adalah
kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang
lain; artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau
tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan
juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan,
atau kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang,
wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan
menyebabkan konflik dalam organisasi.
Kekuasaan adalah
kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan
kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan umum,
kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat
negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan
tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi
perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara
yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada
yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan.
Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus
tunduk pada UU (objek dari kekuasaan).
Secara umum ada dua
bentuk kekuasaan:
· Pertama
kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat
dari para pengikut dan didasarkan pada
seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
· Kedua kekuasaan
posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal organisasi.
2. Sumber-Sumber
Kekuasaan
Kekuasaan tidak begitu
saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench dan
Bertram Raven, yaitu :
1. Kekuasaan menghargai
(reward power)
Kekuasaan yang didasarkan
pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi
penghargaan pada orang
lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah (bonus sampai
senioritas atau
persahabatan)
2. Kekuasaan memaksa
(coercive power)
Kekuasaan berdasarkan
pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi
kalau tidak memenuhi
perintah atau persyaratan (teguran sampai hukuman).
3. Kekuasaan sah
(legitimate power)
Kekuasaan formal yang
diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang
yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada
batas tertentu.
4. Kekuasaan
keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan
pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan
atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang
dipengaruhi (professional
atau tenaga ahli).
5. Kekuasaan rujukan
(referent power)
Kekuasaan yang dimiliki
oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi
pemberi pengaruh yang
menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi (karisma,
keberanian, simpatik dan
lain-lain).
Kesimpulan :
Jadi, kekuasaan
adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada
orang lain; artinya kemampuan untuk mengubah sikap
atau tingkah laku individu atau kelompok.
Dengan adanya kekuasaan, kita dapat dengan mudah mempengaruhi orang lain.
Contohnya jika di perkantoran, manajer yang mempunyai jabatan yang lebih tinggi
dari para pegawai, dapat mempengaruhi bawahannya atau para pegawainya dengan
mudah.
Sumber :
Robbins, Stephen P &
Judge, Timothy A. (2007). Perilaku organisasi edisi 12 buku 2. Jakarta :
Salemba Empat.
Umar, Husein. (2002).
Metode riset bisnis : paduan mahasiswa untuk melaksanakan riset dilengkapi
contoh proposal dan hasil riset bidang manajemen dan akuntasi. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
0 komentar:
Posting Komentar