Kesehatan mental#
Merdeka.com
- Assyifa
Ramadhani (19) dan Ahmad Imam Al Hafitd harus mempertanggungjawabkan perbuatan
mereka sebagai pembunuh Ade Sara Angelina Suroto. Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Pusat sudah mengganjar mereka dengan hukuman 20 tahun penjara.
"Menyatakan terdakwa Assyifa Ramadhani telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindakan pembunuhan secara sengaja. Menjatuhkan pidana penjara kepada terdakwa Assyifa Ramadhani selama 20 tahun penjara," kata Ketua Majelis Hakim, Absoro di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kemarin.
Vonis ini lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang meminta mereka dihukum seumur hidup. Keduanya terbukti melakukan pembunuhan itu secara keji hanya karena alasan cemburu dan perbuatannya itu telah mengakibatkan keluarga korban terluka.
"Tidak ditemukan alasan-alasan meringankan," kata Absoro.
Sepanjang persidangan ini bergulir sejak 19 Agustus lalu, derai mata dan tangisan histeris kerap terdengar baik dari keluarga almarhum Ade Sara, Hafitd dan Assyifa, maupun keluarga terdakwa. Kedua pelaku pun seolah baru tersadar dan menyesali perbuatannya setelah duduk di kursi pesakitan.
"Menyatakan terdakwa Assyifa Ramadhani telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindakan pembunuhan secara sengaja. Menjatuhkan pidana penjara kepada terdakwa Assyifa Ramadhani selama 20 tahun penjara," kata Ketua Majelis Hakim, Absoro di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kemarin.
Vonis ini lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang meminta mereka dihukum seumur hidup. Keduanya terbukti melakukan pembunuhan itu secara keji hanya karena alasan cemburu dan perbuatannya itu telah mengakibatkan keluarga korban terluka.
"Tidak ditemukan alasan-alasan meringankan," kata Absoro.
Sepanjang persidangan ini bergulir sejak 19 Agustus lalu, derai mata dan tangisan histeris kerap terdengar baik dari keluarga almarhum Ade Sara, Hafitd dan Assyifa, maupun keluarga terdakwa. Kedua pelaku pun seolah baru tersadar dan menyesali perbuatannya setelah duduk di kursi pesakitan.
Aliran Psikoanalitik terdiri dari dua variasi yakni personal dan
interpesoanal, bagaimana kepribadian mempengaruhi belajar dan perilaku. Aliran
personal dari teori psikoanalitik adalah tradisi Sigmund Freud yang berpendapat
bahwa orang bertindak atas dasar motif yang tak disadarinya maupun atas dasar
pikiran, perasaan dan kecenderungan yang disadari dan sebagaian disadari.
Dasar
pendapat dan pandangan Frued berangkat dari keyakinan bahwa pengalaman mental
manusia tidak ubahnya seperti gunung es yang terapung di samudra yang hanya
sebagian terkecil yang tampak, sedankan sembilan persepuluhnya dari padanya
yang tidak tampak, itulah yang merupakan bagian /lapangan ketidak sadaran
mental manusia berupa pikiran kompleks,perasan dan keinginan-keinginan bawah
sadar yang tidak dialami secara langsung tetapi ia terus mempengarui tingkah
laku manusia.
Bagi Frued segala bentuk tingkah laku
manusia bersumber dari dorongan-dorongan alam bawah sadar. Dialektika antara
kesadaran dan ketidaksadaran ini dijelaskan Frued dalm tiga system kejiwaan
1. Id
Id adalah
satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian
sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut
Freud, id adalah sumber segala energi psikis,
sehingga komponen utama kepribadian.
Id
didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari
semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini
tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan.
2. Ego
Ego adalah
komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas.
Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id
dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik
di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.
Ego bekerja
berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan
cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya
biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas
atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus,
impuls id itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan – ego pada
akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan
tempat.
Ego juga
pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui
proses sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang
cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer
id’s.
3. Superego
Komponen
terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek
kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral
dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa
benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :
- Menurut Freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
- Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
- Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari Super ego terhadap Id dan Ego.
- Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
- Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.
Analisis
Melihat kasus diatas tentang pembunuhan yang disebabkan oleh
perasaan cinta yang berlebih
Sehingga pikiran dan perasaannya dibutakan yang menyebabkan
seseorang kehilangan kesadaran atas apa yang telah dilakukannya , para
tersangka bisa saja melakukan pembunuhan diatas dengan tidak sadar.apalagi
tingakt emosional para remaja cenderung tidak stabil
Kesehatan mental yang terganggu bisa menyebabkan . Adanya
abnormalitas mental ini biasanya disebabkan karena ketidakmampuan individu
dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflik mental pada dirinya .
Gejala-gejala umum yang kurang sehat mentalnya, yakni dapatdilihatdalambeberapasegi,antaralain:
Perasaan
Perasaan
Sumber
www. Merdeka.com
Ucupanda02’s
Blog. (2012). Ucupanda02’s Blog. Teori
kepribadian sehat. https://psyche2nest.wordpress.com/2012/04/26/teori-kepribadian-sehat/.[10 Maret 2015]
Psikologi
Zone. (2010). Psikologi Zone. Teori
Sigmund Freud. http://www.psikologizone.com/teori-sigmund-freud/06511598. [11 Maret 2015]
Riyanti,
D.B.P., H. Prabowo. (1998). Psikologi
Umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar